Dalam beberapa riwayat, cerita mengenai kepemimpinan Umar bin Khattab yang patut diteladani umat tak diragukan lagi. Salah satunya ketika khalifah ini tengah menghadapi istrinya.
Alkisah, ada seorang lelaki yang ingin curhat mengenai masalah rumah tangganya kepada Umar bin Khattab. Lelaki itu mengeluh dengan tabiat istrinya yang kerap marah-marah tanpa alasan yang jelas.
Sayangnya, acap kali berkunjung ke rumah Umar, lelaki itu tak pernah bertemu secara langsung. Setiap lelaki itu datang, Umar sudah lebih dahulu keluar rumah.
Dalam kunjungan selanjutnya, kebetulan Umar tengah berada di kediamannya. Namun belum sampai masuk rumah Umar, langkah lelaki itu terhenti sejenak. Setelah tanpa sengaja mendengar Umar tengah di marahi oleh istrinya.
“Bagaimana denganku, seorang Amirul Mukminin saja seperti itu?” ucap lelaki itu dalam hati seraya memikirkan masalahnya.
Tak berapa lama, lelaki itu segera pergi meninggalkan rumah Umar. Meski begitu, Umar telah lebih dulu mengetahui kedatangan lelaki tersebut.
“Ada apa keperluanmu?” seru Umar.
“Amirul Mukminin, aku datang untuk mengadukan perangai istriku dan sikapnya yang buruk kepadaku. Tetapi aku mendengar hal yang sama pada istrimu,” kata lelaki itu.
Apa yang dilakukan Umar setelah mendengar perkataan lelaki itu? Umar malahan memberikan pengalaman hidupnya saat menghadapi kriteria istri seperti itu.
“Wahai, saudaraku, bagaimanapun aku tetap sabar menghadapi perbuatannya karena itu memang kewajibanku.”
Bahkan, Umar mengatakan, istrinya merupakan sosok penting dibalik kehidupannya di dunia. “Bagaimana aku bisa marah kepada istriku karena istriku yang membuat aku tentram di sampingnya.”
Umar malah memberikan kiat menghadapi istri yang mempunyai karakter sikap demikian. “Wahai, Amirul Mukminin, istriku juga demikian,” kata lelaki itu.
“Maka, hendaknya engkau mampu menahan diri karena yakinlah hal tersebut hanya sebentar saja,” kata Umar.