Lompat ke konten

Ceramah Singkat Bulan Rajab #3: Keistimewaan Bulan Rajab

Rasanya seolah-olah waktu berjalan begitu cepat, dan kita harus bersiap untuk menyambut bulan Rajab. Memasuki bulan ini, kita juga akan segera menghadapi Syaban dan bulan suci Ramadhan. Namun, seharusnya tidak ada istilah “tiba-tiba” karena waktu berjalan linier, kecuali jika kita abai atau tidak peduli.

Bulan Rajab sendiri memiliki makna istimewa. Dalam kitab I’anatut Thalibin dijelaskan bahwa “Rajab” berasal dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan bulan Rajab di atas bulan lainnya. Bulan Rajab juga dikenal sebagai “Al-Ashabb” (الأصب), yang berarti “yang mengucur” atau menetes, karena dianggap bulan penuh berkah. Julukan lainnya adalah “Al-Ashamm” (الأصم) atau “yang tuli,” karena tidak terdengar suara perang pada bulan ini.

Allah memuliakan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram, bersama dengan Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. Oleh karena itu, bulan Rajab memiliki nilai yang lebih tinggi.

Meskipun tidak ada hadits yang kuat tentang keutamaan amalan tertentu di bulan Rajab, bukan berarti kita tidak dapat melakukan ibadah dengan niat ikhlas. Menjalankan puasa di bulan ini memiliki nilai istimewa karena dilakukan pada bulan yang agung. Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad, disebutkan “Berpuasalah pada bulan-bulan haram.”

Imam Al-Ghazali menyarankan agar puasa dilakukan pada hari-hari utama, seperti ayyâmul bidh (tanggal 13, 14, dan 15), hari Senin, Kamis, dan Jumat. Rajab juga memiliki peristiwa istimewa isra dan miraj Rasulullah, di mana beliau menerima perintah shalat lima waktu.

Seiring dengan memasuki bulan Rajab, Rasulullah mengajarkan doa:

“اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ”

“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Syaban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Bulan Rajab adalah momen untuk meningkatkan kualitas diri, mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallâh), dan berbuat baik (‘amal shâlih) kepada sesama. Mari manfaatkan dengan baik kesempatan berharga ini di tengah kesibukan dunia yang melengahkan. Wallahu a’lam.

sumber: detikjateng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.