Subhana man yarani
wayasma’u kalami
waya’rifu makani
wayarzuquni wala yansani.
Maha Suci Allah yang selalu memperhatikan aku, mendengarkan doaku, mengetahui tempat tinggalku dan memberi aku rezeki serta tidak melupakanku.
Kisah Nabi Musa dan Seekor Cacing di Dalam Batu dari kitab tafsir Marah Labid karya Syaikh Nawawi Banten dan Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-Razi, yakni ketika menafsirkan firman Allah Swt, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberirezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Hud [11]: 6)